Indonesia sampai saat ini berada pada peringkat ke-4 dunia sebagai negara penghasil kopi. Urutan pertama adalah Brazil, Vietnam, Columbia dan yg ke 4 adalah Indonesia.
Jika Indonesia dikatakan sebagai salah satu negara terbesar penghasi kopi di dunia, hal itu tidaklah berlebihan. Karena di Kabupaten Jember sendiri luas areal lahan kopi mencapai 8000 hektar dan itu merupakan kopi rakyat.
Demikian dikatakan oleh Dr. Misnawi Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember. Dengan keberhasilan Indonesia dibidang perkebunan kopi, maka kini Indonesia terutama masyarakatnya tidak lagi minum kopi impor. Dikatakan oleh misnawi lebih lanjut, kita boleh berbangga diri karena negara Indonesia termasuk produsen kopi dunia. Namun, sudah saatnya untuk menghapus pandangan bangsa kita tidak mampu. Hal ini didasari oleh keberdaan tenaga asing yang bekerja di Indonesia. Padahal Indonesia selain memiliki sumber daya alam, juga memiliki sumberdaya manusia.
Agar kedepan Indonesia bisa mempertahankan diri sebagai penghasil kopi terbesar dunia, serta jumlah produksi terus meningkat dari tahun ke tahun. maka diperlukan campur tangan manusia yang memiliki jiwa inovatif. Menurut Misnawi hal ini penting agar pemanfaatan sumber daya alam bisa dilakukan secara optimal.
Dikatakan pula oleh Misnawi di negara maju sekalipun harus memiliki daya saing tinggi. Termasuk di Indonesia, dimana saat itu Pusat Penelitian Kopi dan Kakao sengaja didirikan oleh Pemerintah Belanda untuk meningkatkan daya saing.
Selain itu, agar kualitas tanaman kopi ini lebih meningkat. Maka perlu disiasati, semisal menanam tanaman kopi yang tahan terhadap cuaca baik di musim hujan, maupun di musim kemarau. Sehingga hasil panen kopi bisa stabil dan harga tidak anjlok.
Dibagian akhir Misnawi mengatakan Indonesia sebagai penghasil kopi dunia memiliki nilai lebih daripada negara lain. Mengingat di Indonesia saat ini memiliki 20 jenis kopi spesial dan harga jual dipasaran mencapai 3 kali lipat dibanding kopi jenis biasa. (win)
