idealoka.com – Beberapa orang sibuk memasang banner di serambi masjid. Sedangkan beberapa orang lainnya menata beberapa meja untuk hidangan makanan dan minuman.
Waktu menjelang petang dan memasuki waktu salat magrib. Beberapa orang datang dan bergegas menuju masjid tempat pertemuan. Salat magrib jadi pembuka acara silaturahmi malam itu, 2 Syawal 1440 Hijriyah atau 6 Juni 2019.
Silaturahmi antar generasi yang sering diistilahkaan dengan halal bi halal itu rutin dilakukan setiap Lebaran atau Idul Fitri. Momen Lebaran jadi kesempatan kebanyakan masyarakat Islam di Indonesia untuk berhalal bi halal saling memaafkan, merawat persaudaraan dan solidaritas antar keluarga.
Lingkup halal bi halal keluarga ini bermacam-macam mulai dari antar keluarga yang satu generasi kakek dan nenek hingga keturunan di atas kekek dan nenek atau dalam bahasa Jawa disebut buyut. Tak hanya dalam lingkup satu buyut, forum halal bi halal bisa lebih luas lagi berupa gabungan antar buyut yang masih punya hubungan saudara.

Dari dua buyut itu lahir puluhan keluarga yang tersebar di sejumlah daerah baik Jawa Timur dan luar Jawa Timur. Hubungan persaudaraan antar keluarga tersebut masih terjaga hingga sekarang.





Manfaat silaturahmi tak hanya memperat persaudaraan. Menurut hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Bukhori disebutkan bahwa: Barangsiapa yang suka diluaskan rejekinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim”.
Sebab dengan bertemu, bersalaman, berangkulan, dan saling memafkan, maka hati seseorang akan kembali bersih dan terhindar dari rasa iri, dendam, egois, dan sebagainya. Dengan sehatnya hati atau jiwa, maka sehatlah seluruh anggota badan sehingga logis orang yang gemar silaturahmi akan berusia panjang. (*)